Tari Serampang Dua Belas : Sejarah, Properti, Asal dan Pola Lantai

Hamzah

Pola lantai dalam Tari Serampang Dua Belas terinspirasi oleh bentuk rumah tradisional Minangkabau yang memiliki atap berbentuk tanduk kerbau. Pola lantai ini menggambarkan rumah adat Minangkabau yang merupakan simbol dari kehidupan sosial dan kehidupan adat masyarakat Minangkabau.

Pola lantai ini juga melambangkan siklus kehidupan, seperti siklus panen, siklus perburuan, dan siklus kehidupan manusia itu sendiri. Dengan demikian, pola lantai dalam Tari Serampang Dua Belas memiliki makna yang dalam dan memberikan pesan tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.

Fakta Menarik tentang Tari Serampang Dua Belas

  • Tari Serampang Dua Belas telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh UNESCO pada tahun 2013.
  • Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai festival budaya di Sumatera Barat, seperti Festival Tabuik di Kota Pariaman dan Festival Randai di Kota Padang.
  • Tari Serampang Dua Belas juga telah menjadi atraksi wisata yang populer di Sumatera Barat, menarik wisatawan lokal maupun internasional.
  • Tari ini juga sering ditampilkan dalam acara pernikahan adat Minangkabau sebagai bagian dari upacara adat.
  • Tari Serampang Dua Belas telah menginspirasi banyak seniman dan penari Indonesia dalam menciptakan karya-karya seni yang menggambarkan budaya dan keindahan alam Indonesia.

Kesimpulan

Tari Serampang Dua Belas adalah tarian tradisional yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Tarian ini berasal dari Sumatera Barat dan telah menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Minangkabau. Properti dalam tarian ini, seperti Serampang Dua Belas, tandu, dan kipas, memiliki makna dan simbolik tertentu yang menggambarkan keindahan alam dan kehidupan sosial masyarakat Minangkabau. Pola lantai dalam Tari Serampang Dua Belas juga memiliki makna yang dalam dan melambangkan hubungan manusia dengan alam dan sesama manusia.

Bagikan:

Tags

Leave a Comment